SEKOLAH AVICENNA PAMULANG

Leadership School

FOCUS GROUP DISCUSSION IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI AVICENNA LEADERSHIP SCHOOL

Guru Sekolah Avicenna
Avicenna Leadership School mendapatkan kesempatan berharga untuk mendengarkan langsung penguatan mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka.

Materi tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP, Kemendikbud Ristek, Bapak Zulfikri Anas, M. Ed dan Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si selaku Koordinator Substansi Kurikulum, Puskurjar, BSKAP, Kemendikbud Ristek pada agenda Focus Group Discussion (FGD): Implementasi Kurikulum Merdeka di Avicenna Leadership School pada hari Rabu, 1 Februari 2023.

Sumber: Pribadi

Kegiatan yang diikuti oleh seluruh guru Avicenna Leadership School dari jenjang KB-TK hingga SMA ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman guru Avicenna Leadership School dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dan menentukan target fokus bahasan untuk Workshop Kurikulum selanjutnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0668-1-1024x683.jpg
Sumber: Pribadi

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi dari Bapak Zulfikri Anas mengenai paradigma layanan pembelajaran yang seharusnya dapat diakses oleh seluruh siswa di Indonesia serta prinsip yang perlu di kembangkan dalam Kurikulum Merdeka. Prinsip yang dimaksud antara lain: pembelajaran terdiferensiasi, bermakna pada anak, kontekstual, guru mempunyai kebebasan dalam mengembangkan pembelajaran dan anak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan. Setelah mendapatkan penguatan mengenai paradigma kurikulum Merdeka, Bapak Zulfikri Anas memberikan “beberapa pertanyaan pemantik” kepada guru-guru Avicenna Leadership School untuk mendapatkan gambaran terkait pengetahuan kurikulum merdeka guru di Avicenna Leadership School. Pertanyaan pemantik tersebut dapat mengukur sejauh mana kesesuaian sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Selain itu, dari pertanyaan pemantik tersebut akhirnya dapat terjaring opini dan hasil diskusi antar guru untuk kemudian mendapatkan pemahaman lebih komprehensif dari narasumber.

Berikut beberapa hal yang disampaikan oleh Pak Zulfikri Anas dan Pak Yogi Anggraena :

  1. Pada kebijakan awal, Asesmen diagnostik digunakan untuk seluruh jenjang, namun banyak disalah artikan asesmen ini perlu dilakukan oleh Psikolog. Maka pada kebijakan baru, istilah Asesmen Diagnostik diubah menjadi Asesmen awal pembelajaran. Dimana tujuan dari Asesmen Awal Pembelajaran untuk mengidentifikasi kemampuan awal anak, agar guru mengetahui titik awal guru mengajar.
  2. Fokus pembelajaran pada anak adalah mengajarkan penalaran, sehingga anak maupun guru tidak dituntut untuk mengejar berbagai materi yang harus dipelajari, tetapi guru memberikan pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa. Sehingga guru perlu fokus untuk mengecek potensi atau kemampuan anak dan memberikan materi esensial atau materi yang dibutuhkan oleh anak.
  3. Penerapan asesmen ada 2 yaitu, formatif dan sumatif. Asesmen formatif adalah asesmen untuk mengukur apakah proses belajar yang disampaikan kepada siswa sudah sesuai atau belum, sehingga guru dapat memperbaiki proses belajar dan untuk menentukan strategi yang tepat. Sementara Asesmen Sumatif adalah asesmen untuk mengukur kemampuan anak.
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0552-1024x683.jpg
Sumber: Pribadi

Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan yang disampaikan oleh Bapak Yogi Anggraena mengenai hal-hal baru dalam Kurikulum Merdeka antara lain:

  1. Profil Pelajar Pancasila sebagai kompetensi umum atau karakter yang perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap pelajar sejak usia dini
  2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai kokurikuler untuk menguatkan pembelajaran karakter dalam profil pelajar Pancasila melalui kegiatan projek, sehingga fokus utama dalam pelaksanaan P5 bukan selebrasi atau output produk melainkan internalisasi nilai-nilai karakter dalam setiap prosesnya yang dimasukan ke dalam rubrik penilaian.
  3. Platform Merdeka Mengajar untuk guru mempelajari kurikulum dan pembelajaran efektif, mendapatkan beragam perangkat ajar, dan saling berbagi karya & metode pembelajaran
  4. Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang dituju dalam setiap mata pelajaran (intrakurikuler) untuk setiap fase pembelajaran
  5. Pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan secara merdeka dimana pengorganisasian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, tema untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila, metode pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik dikembangkan di tingkat satuan pendidikan agar kontekstual, relevan, dan bermakna
  6. Pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level) sebagai pendekatan untuk memastikan setiap peserta didik mendapatkan hak belajar yang memberikan mereka kesempatan mencapai kompetensi minimum
  7. Penguatan asesmen formatif untuk mendukung pembelajaran sesuai tahap capaian dan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran
  8. Contoh-contoh dan Perangkat ajar yang disediakan untuk pendidik yang masih dalam tahap awal atau belum mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajarannya secara mandiri

Setelah mendapatkan penguatan paradigma mengenai hal-hal pokok di atas dalam implementasi kurikulum merdeka, maka dapat Avicenna Leadership School akan melanjutkan kembali kegiatan Workshop yang difokuskan untuk membahas Asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Next

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hai, ada yang bisa kami bantu?